Minggu, 24 April 2016

TERBONGKAR !!! Antasari: Saya Tahu Persis yang Merekayasa, tetapi Saya Tidak Mau Republik Ini Gaduh


MOHON DIBAGIKAN - Tujuh tahun silam, republik ini digegerkan dengan pemberitaan Antasari Azhar yang dianggap sebagai otak intelektual di balik pembunuhan pengusaha Nasrudin Zulkarnaen.

Tuduhan itu datang ketika pria kelahiran Pangkal Pinang, Bangka Belitung, 18 Maret 1953, ini sedang berada pada masa keemasannya memimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK ketika itu tak pandang bulu memenjarakan sejumlah tokoh penting negeri ini, mulai dari jaksa hingga besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam sebuah wawancara dalam program Aiman di Kompas TV yang tayang pada Sabtu (16/1/2015) lalu, Antasari kembali mengenang kasus yang membuat dirinya divonis 18 tahun penjara oleh hakim itu.

Dia meyakini, seluruh kasusnya hanya sebuah rekayasa.


"Saya tidak dendam kepada siapa pun, walaupun saya tahu sosok Si A dan Si B, saya tahu siapa yang rekayasa, siapa yang menembak sesungguhnya, saya tahu," ucap Antasari.

Saat ditanya mengenai orang-orang yang merekayasa kasusnya, Antasari menolak menceritakannya.

Dia mengaku sudah mempunyai komitmen tidak akan mengungkit lagi kasusnya.

"Kalau saya cerita, saya tidak komitmen namanya. Saya tidak mau negeri ini gaduh lagi," kata mantan Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan itu.

Meski demikian, Antasari sedikit mengungkit soal sejumlah fakta yang masih menyisakan tanda tanya, seperti pesan singkat yang dijadikan bukti kuat keterkaitannya dalam kasus pembunuhan.

Pesan singkat dari Antasari kepada Nasrudin itu disampaikan jaksa dalam persidangan dengan bunyi, "Maaf mas, masalah ini cukup kita berdua saja yg tahu, kalau smapai terblow up, tahu sendiri konsekuensinya".

Antasari menyatakan tidak pernah mengirimkan pesan itu. Hal tersebut dikuatkan dengan kesaksian ahli serta bukti call data record yang tak pernah menunjukkan adanya pesan singkat itu.

Dia pun menganggap motif cinta segitiga antara dirinya, caddy golf Rani Juliani, dan Nasrudin adalah kebohongan.


Sumber : kompas.com

BACA JUGA :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar